Maaf terdengar kasar, saya laki-laki dan sangat penasaran mengapa perempuan mau dipacari oleh laki-laki tidak bermodal dan tidak tampan bahkan kadang sampai menyerahkan tubuhnya?
Terima kasih untuk pertanyaannya, Kak. Tidak kasar sama sekali kok. Saya sangat paham beratnya rasa penasaran, wkwkwk. Jadi, saya akan membantu menjawab rasa penasarannya.
Kita semua punya 'toples cinta'. Kalau kita diberi cukup banyak perhatian dan cinta dari orangtua, 'toples cinta' kita akan penuh.
Kalau 'toples cinta' nya kosong, kita akan 'kelaparan'. Kita akan mencari orang luar (selain orangtua) yang kita pikir bisa mengisi 'toples cinta' kita.
Perempuan yang mau dipacari oleh laki-laki tidak bermodal dan tidak tampan bahkan kadang sampai menyerahkan tubuhnya, biasanya mereka berasal dari keluarga broken home. Mereka kurang mendapat cinta dari orangtua mereka. Jadi, mereka bertahan dengan pacar mereka karena mereka berpikir hanya pacarnya lah yang bisa memberikan cinta, yang bisa mengisi 'toples cinta' mereka. 'Toples cinta' mereka kosong, dan mereka 'kelaparan'.
Kalau kita sangat-sangat kelaparan, kita akan memakan apa pun makanan yang ada di atas meja kan? Orang yang kurang mendapat cinta dari orangtuanya, akan menetap di mana pun yang dia pikir itu cinta. Tidak peduli bentuknya sehat atau tidak. Makanya, anak yang berasal dari keluarga yang broken rawan terjebak di hubungan yang beracun (toxic relationship).
Ditambah, anak yang berasal dari keluarga yang broken belum paham hubungan yang sehat itu seperti apa. Karena contoh yang dia dapatkan dari orangtuanya pun adalah jenis hubungan yang beracun. Misalnya: anak perempuan sering melihat ayahnya memukul ibunya. Akhirnya, anak perempuan itu akan berpikir kalau main tangan itu normal. Jadi, saat dia dipukuli pacarnya, dia tidak langsung menyelamatkan diri. Di samping dia haus akan cinta dan dia berpikir bahwa pasangannya adalah satu-satunya sumber cintanya, dia juga berpikir bahwa dipukuli itu normal. Malah kadang, perempuan itu akan berpikir: "ini semua salahku. Aku yang salah. Wajar kalo aku dipukul. Besok aku harus lebih baik lagi biar pacarku nggak marah". Padahal aslinya, si perempuan itu tidak salah. Laki-lakinya saja yang brengsek dan suka main tangan.
Soal perempuan sampai menyerahkan tubuhnya, padahal jelas-jelas laki-lakinya tidak berkualitas dan hanya memanfaatkan si perempuan, ini karena perempuan itu takut kehilangan sumber cintanya. Jadi, dia berusaha mati-matian mempertahankan si laki-laki. Banyak perempuan yang berpikir bahwa s3ks bisa membuat pasangannya tidak meninggalkannya, berpikir bahwa muka yang cantik bisa membuat pasangannya tetap di sisinya, berpikir bahwa mencintai pasangannya dengan lebih keras akan membuat pasangannya setia. Padahal laki-laki akan mencintai, setia, dan tetap tinggal di sisi perempuan jika laki-laki itu memang mau. Kalau memang tidak niat ya laki-laki itu tetap bakal pergi, sekeras apa perempuan itu menahannya.
Ringkasnya, jawaban dari pertanyaan ini adalah karena perempuan itu kurang mendapat kasih sayang, perhatian, dan cinta dari orangtuanya.
Tapi, kejadian ini bisa dihindari kalau perempuan itu punya self-love yang cukup. Jadi, penting sekali membangun self-love sebelum menjalin hubungan biar kalau bucin, bucinnya tidak kebangetan.
Sekian. Semoga jawaban saya cukup menyembuhkan rasa penasarannya.
Ada asap, ada api.
Setiap orang pasti punya alasan untuk sampai pada titik tertentu dalam hidupnya.
Gadis² yg tampak bucin sampai taraf tak masuk akal itu mungkin kurang kasih sayang dan perhatian dari keluarganya, sehingga begitu mendapat perhatian sedikit saja dari lawan jenis, ia langsung ge-er dan baper. Kurang pendidikan dari orangtua juga. Pendidikan bukan cuma matematika dan bahasa, melainkan budi pekerti, itu yang terpenting. Jangan melempar tanggung jawab pendidikan budi pekerti seorang anak ke sekolah dan guru.
Kedua orangtuanya sibuk mencari nafkah, atau sibuk merawat anak² yg masih kecil sehingga lupa punya anak remaja yg butuh perhatian lebih dibanding balita. Balita itu nakalnya paling banter ya nangis, tantrum, cubiti temannya, tak mau makan, dll. Remaja itu nakalnya parah, kalau tidak tawuran ya hamil-menghamili.
Itulah sebabnya membesarkan anak itu sulit. Anak bukan tanaman yg cukup disirami air dan dipupuk lalu tumbuh dan berbuah, bukan pula ayam yg cukup diberi makan lalu besar dan bertelur.
Jangan sampai anak kita jadi gadis/perjaka bucin yg kehilangan akal sehatnya dan mudah diporoti luar-dalam, atau justru jadi pihak yg memperdaya pasangannya sehingga ujung²nya mempermalukan orangtuanya. Bayangkan betapa malunya orangtua saat tiba² datang orangtua lain dan berkata, "Anak bapak/ibu rupanya menghamili anak saya."
Andai bisa jadi burung unta, pasti orangtuanya ingin mencelupkan kepala ke dalam Bumi.
pengalaman aja ya. Krn cowo kalo pdkt itu gak nunjukin dia sebenarnya. Yang baik2 semua di liatin. Dan cewe itu lama2 logikanya mati kalo udah kejebak sama perasaan. Sulit berpikir rasional, sulit buat baca karakter psangannya. Pas logikanya si cewe udh mati barulah si cowo dengan santainya menujukan diri dia sebeneranya dengan alih kan udah dapetin hati cewenya gak mungkin dong mau sengoyo waktu pdkt. Begonya cewe tuh, cowo yang udh sama dia skrg dia pikir bakal selamanya kaya dulu pas awal pdkt manis2 aja bawaannya. Padahal mah enggak. Mampus dah tuh overthinking si cewe dimasa2 kaya gitu udah gak bisa bedain ekspektasi sama realita. Bawaanya galau mulu pasti sdngkan si cowo gak brasa apa2 gak kaya ada salah. Cewenya ngambek dikit dikira ngajak brantem pdahal ya ngarsa ada yng berubah aja, eh tapi bingung juga yang disalahin disni siapa si cewe yang udah jatuh cinta atau cowo yang manis diawal diang sisanya jalanin aja 🥲